ABSTRAK
SANTOBRI (08120247912), Pemanfaatan Burung Hantu (Tyto alba) dalam Mengendalikan Hama Tikus di Perkebunan Kelapa
Sawit (Dibimbing oleh Rasoel Hamidy dan Syaiful Hady).
Penelitian
bertujuan untuk mengetahui apakah burung hantu dapat berkembang pada ekosistem
perkebunan kelapa sawit, menghitung
populasi dan serangan tikus pada buah kelapa sawit, menganalisis pengaruh
populasi burung hantu terhadap tingkat serangan tikus pada buah dan
membandingkan biaya pengendalian hama tikus secara konvensional (racun tikus)
dengan burung hantu..
Penelitian dilakukan di Kebun Lubuk Raja
dan Bukit Raja PT. Serikat Putera di Kabupaten Pelalawan, Propinsi Riau,pada
bulan Juni s/d September 2011, menggunakan metode survey melalui pengamatan di
lapangan terhadap keberadaan burung hantu, tingkat hunian nest box, produksi
telur dan anakan terbang, populasi tikus dan buah terserang tikus, serta
manfaat ekonomis yang didapat dari pemanfaatan burung hantu dalam mengendalikan
hama tikus .
Hasil penelitian menunjukkan bahwa burung hantu dapat berkembang dengan baik pada nest box yang
berada pada ekosistem perkebunan kelapa sawit, ditandai dengan tingkat hunian nest box mencapai 100 %, dengan produksi
telur burung hantu rata-rata pertahun 4.647 butir dan menjadi anakan
terbang 3.186 ekor (69 %) dengan laju pertumbuhan anakan terbang per tahun
28.84 % - 31.02 %.
Populasi burung
hantu yang ada di Kebun Lubuk Raja dan Bukit Raja belum cukup untuk
mengendalikan tikus sampai pada kisaran minimal (20 -50 ekor/ha) dimana rata-rata kerapatan populasi tikus masih 89 ekor/ha, demikian juga rata-rata
persentase buah terserang tikus masih di atas ambang batas ekonomi yaitu mencapai
10.9 %. Populasi burung hantu berpengaruh
nyata terhadap penurunan tingkat buah terserang tikus. Secara ekonomi, pengendalian tikus
dengan burung hantu dapat menghemat biaya sebesar 86 % dibanding dengan menggunakan
racun tikus.
Kata
Kunci : Burung Hantu (Tyto
Alba), nest
box,
produksi telur, anakan terbang, populasi
tikus dan buah terserang tikus